Kamis, 27 Desember 2012

Gathering STIKes Dharma Husada Bandung

Gathering STIKes Dharma Husada tanggal 26 Desember 2012 lokasi Taman Bunga Nusantara, kali ini mengambil tema "Back To Nature"

Jumat, 12 Oktober 2012

Insipiring Midwife

Mudah-mudah ini bisa menjadi motivasi untuk para Bidan dan Calon Bidan Di Indonesia silahkan dilihat video ini

Jumat, 27 April 2012






PELAYANAN KB GRATIS

Dalam rangka melaksanakan TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI Dosen Program Studi D III Kebidanan STIKes Dharma Husada Bandung melaksanakan Program Pengabdian Masyarakat berupa pelayanan KB gratis bagi masyarakat tidak mampu di Desa Cikadut Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung pada tanggal 25 April 2012. Pelaksanaan kegiatan tersebut bekerjasama dengan Forum Penggerak Pemberdayaan Masyarakat (FPPM) dan UPT KB Cimenyan.

Pelayanan KB difokuskan pada pemasangan dan pencabutan IUD & Implan. Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan tersebut sebanyak 108 akseptor KB yang terdiri dari 78 akseptor KB implan dan 30 akseptor akseptor KB IUD















Rabu, 25 Mei 2011

Bidan Wajib Kunjungi Pasiennya 2 Kali Sejak Persalinan

Jakarta, Bukan hanya melayani bersalin, program Jampersal juga memberi jaminan pemeriksaan selama masa neonatal. Dalam kurun 28 hari setelah persalinan, bidan wajib mengunjungi pasiennya minimal 2 kali untuk memeriksa kesehatan ibu dan bayinya.

Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan, Dr Budihardja, DTMH, MPH mengatakan kewajiban untuk melakukan kunjungan rumah diharapkan bisa menekan angka kematian bayi. Lewat pemeriksaan dini, berbagai kemungkinan bisa diantisipasi dengan lebih baik.

"Angkanya bisa diturunkan mendekati 30 persen kalau dikunjungi minimal 2 kali saja. Di desa-desa, ibu-ibu sering tidak tahu masalah yang dihadapi bayinya," ungkap Dr Budihardja usai seminar Skrining Bayi Baru Lahir untuk Cegah Keterbelakangan Mental di Hotel Twin Plaza, Jl S Parman Jakarta Pusat, Rabu (25/5/2011).

Dengan adanya kunjungan bidan ke rumah pasien, gangguan-gangguan pada bayi seperti sesak napas, demam dan pneumonia bisa diatasi sejak dini. Seringkali, kematian bayi terjadi hanya karena ibu-ibu kurang menyadari risiko gangguan tersebut lalu mengabaikannya.

Dalam program Jaminan Persalinan (Jampersal) yang dicanangkan Kementerian Kesehatan, kewajiban bidan melakukan 2 kali kunjungan rumah dilakukan dalam masa neonatal. Dihitung sejak masa persalinan, kurun waktunya kurang lebih sekitar 28 hari.

Bagi bayi, masa neonatal dinilai paling rentan terhadap berbagai gangguan kesehatan baik yang mengancam jiwa secara langsung maupun mempengaruhi tumbuh kembang. Karena itu dalam masa tersebut, paket Japmersal mewajibkan bidan untuk berkunjung dan melakukan pemeriksaan.

Menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan (SDKI) 2007, angka kematian bayi di Indonesia mencapai 34 kasus tiap 1.000 kelahiran. Sementara untuk memenuhi target Millenium Development Goals (MDGs), angka tersebut harus diturunkan menjadi 24 tiap 1.000 kelahiran pada tahun 2015.

Jumat, 20 Mei 2011

Kehamilan Tri semester pertama

Dari Zigot menjadi Embrio….
Tahukah yang dimaksud dengan zigot? Zigot adalah sebuah kumpulan sel yang terbagi hingga mencapai 100 sel, yang kemudian disebut dengan blastocyst, yaitu bagian dalam dari sel yang mana akan membentuk embrio. Sementara bagian luar dari sel akan membentuk plasenta yang kemudian memberikan nutrisi dan kehidupan bagi janin.

Tiga minggu sebelum terjadinya kehamilan, blastocyst akan melekat pada dinding rahim ibu, dan kemudian melepaskan hCG. Hal ini akan terjadi hanya beberapa hari setelah pembuahan. Dokter kandungan biasanya akan mulai menghitung masa 40 minggu kehamilan, dari tanggal hari pertama haid ibu yang terakhir (walaupun biasanya pembuahan sering terjadi 2 minggu setelahnya, yaitu masa subur ibu).

Pada usia 5 minggu, otak, sumsum tulang belakang, jantung dan beberapa organ lainnya mulai terbentuk. Saat ini embrio dibentuk dari 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm, dan endoderm. Setiap jaringan dan organ janin akan dibentuk dari 3 lapisan ini. Ectoderm akan membentuk sistem saraf dan tulang belakang, mesoderm akan membentuk jantung dan sistem peredaran darah, dan endoderm akan membentuk paru – paru, sistem pencernaan, kelenjar tiroid, hati, dan pankreas. Sementara itu, plasenta dan tali pusar mulai terbentuk, dimana tali pusar akan berfungsi untuk mengirimkan nutrisi dan makanan untuk embrio yang masih berkembang.




Walaupun saat ini embrio masih seukuran biji beras, ibu hamil akan mulai merasakan tanda-tanda awal kehamilan seperti mual muntah di pagi hari, sering buang air kecil, mengantuk, dan keinginan untuk suatu jenis makanan. Payudara mulai terasa membesar, dan lebih lembek. Beberapa ibu bahkan mulai bertambah berat badannya. Tetapi pada umumnya, karena mual muntah, berat badan akan menurun. Pada masa inilah biasanya ibu mulai berkunjung ke dokter kandungan, dan pada minggu kelima ini, USG sudah dapat menangkap detak jantung janin.

Ibu harus extra hati – hati pada trimester pertama ini, karena saat inilah organ – organ utama janin mulai dibentuk. Sebaiknya ibu menghindari minum alkohol, obat – obatan tanpa pengawasan dokter, kafein, dan rokok. Ibu juga dianjurkan untuk makan makanan yang bergizi, berolahraga ringan secara teratur dan mengkonsumsi vitamin untuk memperkuat janin yang biasanya berupa asam folat

Dari embrio menjadi janin




Pada minggu – minggu terakhir trimester 1, embrio mulai memiliki bentuk seperti struktur wajah dan tunas yang kemudian membentuk tangan dan kaki.

Pada minggu ke 8, embrio kemudian menjadi janin. Organ – organ tubuh seperti ginjal, hati, paru – paru dan otak mulai berfungsi. Jari – jari mulai berbentuk demikian juga alat kelamin (yang belum dapat terlihat karena belum berbentuk penis ataupun vagina). Pada beberapa ibu, bajunya sudah terasa lebih ketat walaupun belum harus memakai baju hamil.

Dampak Melakukan Epidural

Ada sebuah pilihan cara bersalin yang lebih nyaman. Namun, sebaiknya kenali lebih jauh seluk beluk bius epidural ini.

Apa sih , bius epidural itu?

Bius epidural merupakan salah satu jenis pembiusan yang banyak digunakan untuk membantu proses persalinan.

Cara pembiusannya?

Pembiusan dilakukan oleh seorang ahli anestesi setelah Anda mulai merasakan terjadinya kontraksi. Sebelumnya, Anda akan disuntik melalui vena (intravena) dengan larutan khusus sebanyak 1-2 liter untuk membantu keseimbangan cairan dalam tubuh. Pemberian larutan ini akan terus berlangsung hingga proses persalinan selesai.

Selanjutnya, Anda disuruh berbaring miring sambil menekuk/melengkungkan tubuh sedemikian rupa, sehingga ruas-ruas tulang belakang Anda terbuka lebar. Caranya, pertemukan dagu dengan dada, serta dengkul Anda dengan perut.

Kemudian, obat bius akan dimasukkan menggunakan jarum suntik melalui suatu celah pada ruas tulang belakang untuk mencapai bagian yang disebut epidural. Bagian ini ada pada jalur sistem saraf pusat tulang belakang.

Sakitkah?

Ya, tentu saja Anda akan merasakan sakit yang agak menggigit saat jarum suntik menembus celah ruas tulang belakang. Bahkan ada orang yang mengalami sedikit pembengkakan pada bekas suntikan, sampai beberapa hari setelah proses persalinan selesai.

Bagi Anda yang operasi Caesar, seringkali timbul rasa seperti ada yang mengganjal di tulang belakang sampai beberapa minggu setelah persalinan. Rasa sakit ini akan hilang dengan sendirinya seiring berjalannya waktu.

Harus terus berbaringkah?

Ya! Anda harus tetap berbaring di tempat tidur sampai saat persalinan tiba. Tapi, selama menunggu, Anda diperbolehkan untuk berbaring menyamping dengan kepala lebih tinggi sekitar 30 derajat dari tubuh.

Apa yang terjadi setelah dibius?

Umumnya, 3-5 menit setelah obat disuntikkan, sistem saraf dari bagian rahim hingga jalan lahir akan mati rasa (kebas). Setelah lewat 10 menit, biasanya Anda sudah akan benar-benar mati rasa pada daerah tersebut, atau hingga seluruh bagian bawah tubuh Anda.

Apakah menghilangkan kemampuan mengejan?

Tidak! Anda tetap dapat mengejan dengan dibimbing dokter dan perawat yang membantu persalinan. Obat bius itu tidak menghambat proses persalinan. Hanya saja, Anda tidak akan merasakan nyeri luar biasa saat kontraksi semakin keras, di menit-menit terakhir sebelum si kecil lahir.

Namun, bagi Anda yang kehilangan kemampuan untuk mengejan, dokter akan membantu menggunakan forcep atau alat vakum. Sekalipun tindakan tersebut sebenarnya menambah besarnya risiko bagi bayi, tapi bila didukung oleh keterampilan dokter, maka Anda tak perlu khawatir berlebihan.

Apakah proses persalinan lebih lambat?

Ya dan tidak. Pada kasus-kasus tertentu, bius epidural menyebabkan persalinan berlangsung lebih lambat. Tapi, pada banyak kasus, justru sebaliknya. Persalinan menjadi lebih cepat karena si ibu menjadi jauh lebih rileks, karena nyaris tidak merasakan nyeri saat kontraksi berlangsung.

Obat bius masuk ke tubuh bayi?

Ya, pasti! Tapi, hanya dalam dosis sangat rendah. Sangat sedikit kasus yang dilaporkan mengenai dampak negatif dari obat bius epidural terhadap bayi yang baru dilahirkan. Hal ini biasanya terjadi pada persalinan yang berlangsung lama, misalnya karena terjadi komplikasi. Obat bius yang masuk ke dalam tubuh bayi, biasanya akan menyebabkan si bayi tampak teler atau mengantuk.

Amankah bius epidural?

Bius epidural merupakan jenis pembiusan yang relatif aman bagi ibu, dan juga bayinya. Walau demikian, kemungkinan adanya risiko atau dampak negatif tetap ada, mengingat begitu banyak faktor yang ikut terlibat. Sekali lagi, human error maupun risiko tak terduga tetap ada.

Apa saja risiko itu?

Risiko yang paling sering terjadi adalah penurunan tekanan darah ibu secara mendadak. Keadaan ini dapat membahayakan, baik bagi ibu maupun bayinya. Kemungkinan terjadinya risiko ini hanya 1-2%.

Selain itu, ada sejumlah risiko dari bius epidural yang dilaporkan oleh Vicki Elson, CCE, yang dimuat dalam Obstetric and Gynecology Journal edisi Oktober 1992. Antara lain:

Bagi ibu (untuk waktu pendek):

• Mual, muntah-muntah, menggigil.
• Merasa kehilangan emosi.
• Gangguan pada sistem pernapasan.
• Kejang-kejang.
• Pusing.

Bagi ibu (untuk waktu panjang):

• Komplikasi sistem saraf.
• Sakit pada bagian belakang tubuh (bisa menahun).
• Kehilangan kontrol untuk buang air kecil maupun air besar.
• Kehilangan sensasi pada bagian perinium (daerah antara vagina dan anus) dan fungsi seks.
• Terus-menerus merasa seperti tertusuk jarum.

Bagi bayi:

• Keracunan obat bius.
• Stres dan depresi.
• Teler saat dilahirkan.
• Kehilangan atau kurang refleks untuk mengisap puting.
• Demam karena mengalami penurunan suhu tubuh.
• Kekuatan dan kemampuan gerak otot tubuhnya kurang baik pada jam-jam pertama setelah dilahirkan.
• Hiperaktif sampai umur sekitar 7 tahun.

Benarkah menyebabkan kelumpuhan pada ibu?

Tidak juga. Angka kejadian itu amat sangat jarang, meski kemungkinannya tetap ada. Apabila Anda merasa ngeri, sebaiknya Anda memilih pembiusan umum biasa. Karena, bius epidural sebenarnya lebih ditujukan bagi mereka yang harus operasi Caesar.

Siapa saja yang tidak dianjurkan?

Mereka yang pernah mengalami luka, pernah operasi, atau memiliki gangguan pada bagian belakang tubuhnya, khususnya pada tulang belakangnya, sebaiknya membuang jauh-jauh keinginan untuk bersalin dengan cara ini. Juga, mereka yang menderita gangguan pada fungsi jantung serta kelainan darah, dan mereka yang alergi terhadap senyawa jenis kein , seperti kokain. Karena, sebagian besar jenis obat yang digunakan dalam pembiusan merupakan senyawa jenis kein

Diskusi Panel The Role Of Midwife In Public Sector Minggu Tanggal 29 Mei 2011

Tempat dan Waktu Pennyelanggaraan :
Tempat : Hotel Savoy Homan Jl. Asia Afrika No 112 Bandung
Hari/Tanggal : Minggu, 29 Mei 2011
Registrasi : 07.30 - 08.45 WIB

Peserta :
1. Bidan sebagai Dosen
2. Bidan sebagai petugas di RS,RSB,RSIA,Puskesmas,BPS
3. Mahasiswa Kebidanan (D3,D4 dan S2)
4. Alumni mahasiswa D3 Kebidanan STIKes Dharma Husada Bandung

Registrasi Peserta Rp.100.000 (Seratus Ribu Rupiah)

Fasilitas : MAteri Diskusi, Sertifikat, Coffee Break

Pendahuluan :
Bidan sebagai tenaga profesiona yang berperan dalam pelayanan kesehatan ibu, anak, keluaga dan masyarakat dituntut untuk memiliki kompetensi yang sesuai dengan UU RI,Kepmenkes,Organisasi Profesi (IBI) sesuai dengan standar dan kode etik BIdan Indonesia.
Selain memiliki kompetensi, bidan juga memiliki peran dan kewenangan didalam melaksanakan tugas menjadi pelayan masyarakat.
Adapun peran yang dimiliki oleh seorang Bidan adalah sebagai pendidik, sebagai peneliti, sebagai pelaksana dan sebagai pengelola. Dalam pengamatan dilapangan belum seluruh bidan memahami bahkan mengimplementasikan sesuai dengan peran dan fungsinya.Sehubungan dengan hak tersebut diatas Kelompok Kerja Kebidanan PTS Jawa BArat akan menyelenggarakan Diskusi Panel "The Role Of Midwife In public Sector"

Tujuan Umum: membangun dan mengembangkan kesadaran terhadap peran dan fungsi bidan
Tujuha khusus:
1. Meningkatkan pemahaman Bidan tentang Peran Bidan Sebagai Pendidik.
2. Meningkatnya pemahaman Bidan tentang Peran Bidan sebagai Peneliti.
3. Meningkatnya pemahaman Bidan tentang Peran Bidan sebagai Pelaksana.
4. Meningkatnya pemahaman Bidan tentang Peran Bidan sebagai Pengelola.

Pembicara :
Ina Yuniati, Msc (Bidan sebagai Pendidik)
Asmuyeni Muchtar, MSc (Bidan Sebagai Peneliti)
Tuti Nurhayati,Dra.,M.Kes (Bidan Sebagai Pelaksana)
Suryani Soepardan,Dra,MM.,Dr (Bidan Sebagai Pengelola)

Jadwal Kegiatan
09.00 - 09.45 Pembukaan
09.15 - 11.30 Diskusi Panel "PERAN BIDAN DALAM BERBAGAI SEKTOR"

Registrasi bisa dilakukan dengan transfer melalui rekening BCA
No Rek. 438 117 3636
an: Dra. Ida Indakasih
CP. Yanti Herawati 0856 2468 9601
Nining Suparni 081 2219 8489